Saturday 15 April 2017

Where's Woff - Chapter 1

Tok.. tok.. tokk...*Ketukan sebuah pintu*
"Arghh.. Siapa sih pagi-pagi ngetok pintu kenceng-kenceng kaya gitu" Kata ku sambil bangun dari kasur yang tiba-tiba tidak se empuk biasanya. "Loh.. ini kan bukan dikamar ku. aku ada dimana ini? kok mirip gubuk gitu sih" Tok.. tok.. tokkkk... tokkkkkk. "itu siapa lagi ngetuk pintunya ngga santai gitu" dengan sedikit keberanian mendekat dan membuka pintu itu. dan ternyata yang ku temui hanya lah pria separuh baya dengan alis tipis dan kumis yang lumayan lebat, tangan nya yang besar dan berurat tiba-tiba menyentuh bahuku. "eh kenapa nih? siapa ya?" pria itu hanya melihat ku dengan tatapan kosong. "kamu.. ikut saya. cepat." kata pria itu kepada ku dan meninggalkan ku ke arah alun-alun desa. dan aku pun malah heran dengan tingkah pria itu ditambah aku cuma bisa bengong dengan apa yang ku lihat setelah pria itu pergi.

Gilaakk.... yang aku lihat ini bukan lagi gedung-gedung tinggi dan abang-abang ojek yang lagi main hape. yang aku lihat kali ini adalah desa yang sangat damai, bangunannya masih dari kayu semua dan beratapkan jerami-jerami yang sangat banyak, di sekitar rumah-rumah itu ada  orang yang sedang berternak ayam dan bercocok tanam, ada yang sedang duduk di bangku goyang sambil merajut baju hangat sepertinya, dan anak-anak kecil yang bermain di sekitar api unggun besar yang berada ditengah desa, hmm... sepertinya tadi malam ada pesta di desa  ini melihat api unggun itu masih mengeluarkan asapnya. lalu perhatian ku tertuju kembali ke pria besar yang jaraknya semakin jauh dariku. "hei tunggu.." kata ku sedikit berteriak, lalu aku berlari menghampirinya. "Permisi pak, saya mau tanya" "Hmm?" "ini kita ada dimana ya? dan kemana pergi semua mobil dan gedung-gedung tinggi? dan yang terakhir, anda itu siapa ya?" pria itu menatap ku dan tiba-tiba tertawa lepas. "HAHAHA kamu bicara apa rish, dan.. dan kamu tiba-tiba tidak mengenal saya? HAHAHA" pria itu kembali tertawa lepas. "ya aku emang ngga kenal dirimu pak tua" gumam ku dalam hati. "Jadi bapak mau memberi tau siapa bapak atau tidak?" "hehehe, okelah kalau kamu tiba-tiba tidak mengenal saya. Nama ku Tyo, aku seorang pandai besi di desa ini dan ini adalah desa Arkadia rish" "rish.. dia kok tau namaku ya" "Ohh.. jadi kita mau kemana sekarang pak Tyo?" "kita mau bertemu kepala desa ingat, kau punya misi yang harus diceritakan ke kepala desa" Kata pria itu sambil mempercepat langkahnya "Cepat kita sudah terlambat" katanya dengan terburu-buru. Mau tidak mau gua ngikutin pak Tyo dengan sedikit berlari. kami berjalan mendekati api unggun besar itu, masih berasap dan sepertinya ada yang habis dibakar disitu karena ada sedikit gumpalan darah dan daging gosong di kayu besar yang ada ditengah api unggun itu. lalu kami pun berbelok kearah kiri dan berhenti di suatu rumah kayu yang cukup besar, terdapat ukurin-ukiran elegan dipintu nya.

"Pasti ini rumah kepala desanya"pikirku. lalu pak Tyo mengetuk pintu itu dengan pelan, berbeda saat dia mengetuk pintu untuk membangunkan ku tadi. Pintu itu dibuka oleh laki-laki tua renta dan menyapa kami dengan hangat "Selamat pagi Tyo dan selamat pagi Parrish" sambil melontarkan senyuman yang hangat. "Yoo.. Pagi pak Gibber, apakah kami bisa bertemu kepala desa?" kata pak Tyo membalas sapaan dari pak Gibber. "ya tentu saja kalian berdua boleh bertemu kepala desa, mari-mari silahkan masuk" pak Gibber pun memberi kami jalan untuk masuk ke rumah itu. Sesampainya didalam aku melihat karpet yang sangan luas terbuat dari bulu hewan yang cukup lembut, dan di dinding rumah itu banyak sekali ornamen-ornamen klasik seperti kepala rusa dan lukisan seorang kaki wanita(sepertinya) yang sedang ditarik ke dalam kegelapan. lalu datanglah pria umur sekitar 34 tahun dengan badan kekar dan janggut yang cukup panjang, tampaknya dia adalah kepala desa dari desa Arkadia ini. pria itu mempersilahkan kami duduk di ruang tamu rumah ini. kami pun duduk bersama dan pria tersebut mulai membuka pembicaraan. "Jadi bagaimana parrish? apa kamu sudah mendapatkannya?" lalu aku pun menjawab dengan sejujurnya "mendapatkan apa? aku bahkan disini baru sekitar 20 menit". Kepala desa dan pak Gibber saling bertatap muka kebingungan, pak Tyo pun sedikit membantu ku disini "Jadi begini kepala desa, tampaknya Parrish agak sedikit hilang ingatan tentang semua ini. dan dari tadi pagi dia juga sudah merasa seperti orang baru di desa ini". Kepala desa berpikir sejenak "Apa mungkin dosis yang kau berikan terlalu banyak Gibber?" "saya pikir itu sudah dosis yang pas tuan" "yah tapi dia datang kembali kesini dan tidak menghasilkan apa-apa" "apa harus kita ulang uji coba ini tuan dengan dosis yang sedikit dikurangi?". Aku yang dari tadi bingung akhirnya mencela pembicaraan mereka karena tampaknya ini semua ada sangkut pautnya denganku, dan disini tampaknya aku lah yang terancam "TAHAN SEBENTAR.." mereka bertiga melihatku berbicara dengan nada tinggi seperti itu. "aku tidak tau ini dimana, dan aku tidak tau kalian siapa dan apa yang kalian bicarakan tentang uji coba dan dosis dosis yang gajelas. sekarang apa ada yang bisa memberitahuku kenapa aku bisa ada disini? aku sangat kebingungan sekarang". Pak Gibber melihat kepala desa itu, dan kepala desa itu mengangguk seperti setuju. pak Tyo hanya diam memperhatikan lukisan-lukisan yang ada di dinding dekat perapian itu. Pak Gibber pergi ke dapur dan kembali dengan membawa secangkir teh. "huhuhu sepertinya rumah ini menjadi sedikit gerah ya karena situasi seperti ini. mari-mari silahkan diminum dulu secangkir teh ini" kata pak Gibber sembil menuangkan teh itu ke dalam cangkir. "wah ini cocok sekali, kebetulan aku memang sudah haus dari tadi" pak Tyo pun dengan semangat mengambil secangkir teh tersebut dan meminumnya dengan lahap. "mari parrish, silahkan kamu minum juga" kata kepala desa sambil mempersilahkan ku untuk minum. kebetulan aku juga sedikit haus karena semua hal yang mengejutkan ini. lalu aku mengambil teh tersebut dan menengguknya, tapi aku malah merasa mengantuk dan semakin mengantuk. "SIAL PASTI INI DIMASUKI OBAT TIDUR"pikirku. lalu aku pun jatuh terbaring ke belakang disofa dan kepala desa itu berbicara ke kuping ku dengan pelan "parrish.. misimu adalah menemukan kunci itu dan membawanya kesini, serigala-serigala itu selalu mengintai kita setiap malam, cari dan dapatkan per................" aku tidak bisa mendengar kata-kata terakhirnya dan disini sangat gelap dan hening. tiba-tiba,

Tok....tok...tokkkk.... "Ughh.. suara ketukan itu lagi, pasti pria itu lagi ya.." lalu aku bangun dengan keadaan yang pusing dan berjalan menghampiri pintu dan membukanya. dan aku sangat kaget, bahagia, dan pusing. aku melihat temanku si Jhony dengan muka lusuhnya yang seperti kurang makan itu. langsung saja ku masuk dan melihat kalender yang ternyata bertanggal 14 April 2017. "ahh ternyata yang tadi hanya mimpi buruk saja hehe, tapi anehnya itu terasa sangat nyata..."



Continue at Chapter 2 ---> Click Me!
Share:

0 Pesan para tamu: