Thursday, 23 November 2017

Where's Woff - Chapter 6

                Setelah itu kepalaku menjadi sangat pusing, sampai tiba-tiba Aira menepuk bahuku. “Ris, lu gapapa kan? Kok jadi pucet gitu?”. Tanpa ingin membuat Aira khawatir, aku bilang kalau tidak apa-apa, “Cuma pusing dikit kok ra, ayo ke ruang tengah raa…” kataku sambil berjalan dengan sok semangat.

                “Lama banget nih yang ngambil makanan, mentang-mentang berduaan” Jhony meledek kami berdua sesampainya diruang tengah. “Yee.. banyak ni jhon, lu mah duduk doang enak” kata Aira membalas ledekannya, Jhony hanya cengar-cengir saja. “Ayo dims, mulai lah bagiin kartunya, Ziva udah ngga sabar main tuh” saut Sasha sambil menyenggol Ziva. “Dih, kok jadi ke gua sha,” mendengar itu kami pun tertawa sambil Dimas mengocok kartunya dan akan membagikannya.

                “Ayo pada merapat dong, buat lingkaran. Kita main nih” Dimas mengajak kami untuk merapat membuat lingkaran kecil, dengan cemilan dan snack berada di tengah kami. Permainan berlangsung sangat menyengangkan, kami semua saling menuduh dan tertawa lepas bersama-sama. Apalagi Jhony yang selalu menjadi incaran aku dan Ervin. Dhimas pun mulai kembali membagikan kartu, lalu berkata “Malam telah tiba, semua warga tidur dengan nyenyak pada malam hari, namun untuk werewolf silakan membuka mata dan tunjuk siapa yg akan di gigit.”. Aku yg berperan sebagai warga biasa tetap menutup mataku, namun tiba-tiba perasaan aneh itu muncul kembali. Aku tiba-tiba membayangkan Aira yang tersenyum dengan manisnya. Awalnya aku fine-fine saja dengan perasaan itu, namun lama-kelamaan senyuman Aira berubah menjadi tatapan kosong, ternyata.. ada lagi yang tersenyum dibelakang Aira. Ku kira itu Jhony karna mukanya yang agak blur, tapi setelah diteliti lagi, itu adalah pria di kaca yang tadi aku liat. Aku pun mencoba fokus ke pria itu untuk melihat muka nya dan tiba-tiba……… ‘plakk’ Jhony menampar mukaku. “Rish bangun oy, malah tidur beneran,” kata Jhony. “Eh, udah pagi lagi ya hehe maaf ngga denger tadi” aku mencoba ngeles sedikit. Lalu Dhimas pun bilang “Pagi telah tiba, dan ditemukan mayat di pinggir sumur yang ternyata itu adalah…. Parrishh” “Yaaa, mati lu rish hahaha” mereka semua sepertinya bahagia sekali kalau aku yang ditemukan mati. Lalu aku menunjukan kartu ku yang ternyata hanyalah civillian saja. “Mumpung gua udah mati, gua ke kamar mandi dulu yak haha” kataku agak kebelet. “iya rish, tiati yak” saut Nisa.

                Setelah selesai, aku cuci muka sebentar sambil memikirkan apa yang terjadi, apa ini ada hubungannya dengan mimpi aneh kemarin. But, it’s just a silly dream, itu kan cuma mimpi atau bunga tidur yang akan hilang setelah kita bangun. Atau jangan-jangan apartemen ini udah ada penghuni ghoib nya. Entahlah.. kalaupun ada penghuni ghoib, seharusnya kita bisa menjadi teman sekamar yang baik. Aku malah jadi pusing memikirkannya. Setelah selesai berimajinasi dengan hal-hal aneh yang aku alami, akupun kembali ke ruang tengah untuk ikut berkumpul. Tiba-tiba…. Gedung apartemen ku bergoyang. Aku langsung berlari ke ruang tengah sambil berteriak “Gempa woyy, gempaa kaborr” namun yang terjadi adalah tubuh ku yang terasa sangat lemah, berjalan saja rasanya berat dan tidak ada suara yang bisa keluar dari mulut ini. ‘kenapa nih, kok gua gabisa bersuara. Malah lemes banget nih kaki. Duh.. pusing, pusingg banget’ Kepala ku ikut berputar-putar, namun tidak seirama dengan goncangan gedung ini. Karna tidak kuat lagi, aku pun terjatuh dan terlelap(mungkin pingsan kali ya).

                ‘hmm.. aroma enak apa ini’ Akupun terbangun karena mencium aroma yang sangat harum. Seperti aroma roti dengan daging ayam dan daun bawang yang dibakar dengan sempurna dan di taburi dengan biji wijen. ‘ughh.. laper:(‘. aku kira sekarang sudah ada dirumah sakit karna gempa yang sebelumnya, namun ternyata, aku ada di gubuk!. Ya!! ini gubuk yang sama dengan mimpi ku. Terlihat dari kasur yang hanya terbuat dari bulu jerami dan ditutupi kain seadanya, lalu tembok yang terbuat dari kayu oak tua sepertinya, dan tidak lupa perapian yang… tunggu sebentar, Perapian itu masih mengeluarkan asap seperti habis dinyalakan tadi malam. Itu artinya ada orang yang habis dari rumah ini, atau ada orang yang juga terbangun dirumah ini sama seperti ku. Tanpa berfikir panjang, aku pun langsung . . . . . .




Continue at Chapter 7 ---> Click Me!
Share:

0 Pesan para tamu: